Kamis, 16 Mei 2013

                   Bismillahirrahmnirrahim... 

          Kerap diartikan bahwa pecinta alam adalah pendaki gunung atau bahkan penjelajah rimba,penyusur sungai,penyusur pantai,dan masih banyak lainnya yang notabebene serba petualangan.Saking cintanya, mereka mengumbar amor asmaranya,sehingga konon yang dicintai tadi kelabakan. akhirnya, sang alam justru lebih merana dengan kehadiran para pecinta.Terang hal yang demikian ini paradoks sekali.Koq dicinta tambah nelangsa.Aneh bukan? 

           Memang aneh!. Dengan kemunculan kelompok-kelompok yang menamakan diri pecinta alam, tak berlebihan kalau dibilang bahwa justru alam malah tercabik cabik jadinya.Coba bayangkan,betapa kotornya area bekas perkemahan; berserakan bungkus-bungkus bekas, kaleng -kaleng susu, dan minuman lain. Atau bila para "pendaki panci" (kalau sungkan dibilang pendaki musiman bin amatiran) hendak menggapai puncak sebuah tidak jarang mereka menebang pepohonan hutan hanya untuk tiang sebuah tenda saja, atau barangkali sebagai tongkat penopang badan dalam berjalan. Nah, agaknya mereka telah memepersetankan kelestarian alam yang katanya dicintai itu. Astaga, lebih cleaka lagi kalau kecintaannya diukirkan dengan huruf-huruf segede gajah di batu-batu pegunungan. 

         Menyadari hal itu, seyogyanya telah tiba saatnya untuk dipilahkan antara pecinta alam dan pendaki gunung dan sebagainnya tadi. Hal ini tidak lain agar maksud dan tujuan dibentuknya organisasi tersebut lebih terarah, sehingga sasaran yang dicapai tidak jauh melenceng. Jadi pecinta alam itu tidak harus berpetualang sampai di ujung dunia. Orang yang tak kenal punggung sebuah bukit, atau belum pernah berkemping, dapat saja dikatakan pecinta alam. Asalkan yang bersangkutan berupaya demi kelestarian alam itu sendiri. 




      
   
"dan mereka yang telah kujumpa di padang pengembaraan ,diantara mereka ada yang berjalan dengan kedua kakinya, ada yang berjalan dengan kedua tangannya, ada yang berjalan dengan perutnya dan ada pula yang berjalan dengan isi kepalanya"...


mendaki gunung adalah perjalanan hati dan fikiran!

0 komentar:

Posting Komentar